Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Mengenal Lebih Dekat Tentang Tata Wacana

Mengenal Lebih Dekat Tentang Tata Wacana 
Hai semuanya, kali ini saya akan mengenalkan kalian tentang tata wacana. Untuk mengenal lebih dekat tentang tata wacana maka simaklah materi berikut ini. Wacana adalah rentetan kalimat yang bertautan sehingga terbentuk makna yang serasi di antara kalimat itu. Sedangkan Teks adalah suatu bahasa dalam penggunaannya. Teks bukanlah suatu satuan gramatikal, seperti suatu klausa atau kalimat, dan teks tidak di tentukan oleh ukuran (panjang) nya. Kadan- kadang teks di anggap sebagai  suatu satuan gramatikal yang lebih besar dari kalimat, tetapi mempunyai hubungan dengan kalimat, seperti suatu kalimat berhubungan dengan klausa, klausa dengan frasa, demikian seterusnya.
        Nah, kalian pasti sudah mengetahui, apa itu wacana?? Dan perbedaannya dengan teks. Berikut ini  Daftar materi yang akan saya jelaskan.



Daftar isi
A.    Tekstualitas Wacana
B.    Acuan Wacana
C.    Jenis Wacana
D.    Tujuan Wacana
E.    Batasan Wacana
F.    Struktur Wacana
       Dalam Wacana, terdapat tujuh ciri tekstualitas, berikut ini saya jelaskan tentang ciri tekstualitas yang ada dalam wacana:
1.    Koherensi/keutuhan Wacana
Koherensi itu berkaitan dengan unsur-unsur dunia teks,misalnya susunan konsep atau gagasan; dan berkat hubungan-hubungan yang menggarisbawahi hal tersebut, isi teks dapat dipahami dan relevan. Contoh:
 a. Bu Intan pergi kepasar bersama putrinya tadi pagi. Disana, ia kehilangan dompetnya.
 b. Bu Intan pergi kepasar membeli buah buahan. Pemain bulu tangkisnya hebat sekali.
Contoh yang kalimat pertama merupakan teks yang koheren, karena tampak hubungan antar konsep, atau gagasan yang terdapat didalamnya konsisten,sehingga teks dapat dipahami. Sebaliknya, didalam kalimat yang ke-2, tidak muncul adanya konsistensi pikiran, tidak ada hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain. Dengan demikian teks ini tidak koheren.
2.    Kohesi/Kepanduan Wacana
Kohesi berkaitan dengan unsur-unsur lahiriah suatu teks, misalnya kata-kata yang kita lihat atau dengar, saling berkaitan dalam suatu sekuen. Unsur-unsur tersebut saling tergantung sesuai dengan bentuk konvensi gramatikalnya, sedemikian rupa sehingga teks menjadi padu.
Contoh :
a.  Hari ini, pak Budi  berpakaian parlente. Ia baru membeli sepatu. Bajunya juga baru dan dasinya melambai-lambai.
b. Hari ini, pak Budi berpakaian parlente. Mereka baru membeli sepatu. Baju kami  juga baru dan dasi itu melambai-lambai.
Contoh kalimagt pertama menampilkan teks yang padu (mengandung kohesi), kata ganti ia dan nya yang dicetak miring, semua mengacu pada pak Umar. Lain halnya dengan contoh kalimat ke-2. Teks ini tidak mengandung kohesi, karena kata ganti mereka dan kami yangg dicetak miring, juga kata petunjuk itu, tidak jelas mengacu kemana. Teks ini tidak padu, dan dengan demikian kalimat  ke-2 tidak dapat dipahami dengan baik.
3.    Maksud Pengiriman ( Intentionaly)
Dapat dikemukakan bahwa tergantung dari sikap pengirimanlah maka suatu rangkaian peristiwa pengujaran membentuk suatu teks. Koherensi dan kohesi merupakan alat pembantu untuk melaksanakan maksud si pengirim
4.    Keberterimaan ( Acceptability)
Di sini kita lihat bahwa tergantung dari sikap penerimalah maka suatu rangkaian peristiwa pengujaran dianggap sebagai suatu teks yang koheren dan kohesif, serta berguna atau relevan bagi penerima, misalnya untuk mendapat ilmu pengetahuan atau bekerjasama dengan pengirim untuk tujuan tertentu
5.    Memberikan Informasi (Informativity)
Teks dapat sesuai dengan harapan penerima, jadi tidak memberikan informasi baru bagi penerima; bisa juga belum diketahui atau belum seluruhnya diketahui. Dalam hal yang terakhir ini, teks memberi informasi bagi penerima. Apabila informasi terlalu banyak diberikan pada saat yang sama, maka hal itu dapat mengganggu jalannya komunikasi. Apabila informasi terlalu rendah  (sedikit) bagi penerima, padahal peristiwa pengujaran berlangsug lama, maka peristiwa pengujaran itu dapat membosankan penerima.
6.    Situasi Pengajaran (Situationality)
Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang menjadikan suatu teks relevan atau tidak untuk suatu peristiwa pengajaran. , si penerima memonitor situasi pengajaran, sedangkan si pengirim dapat memanfaatkansituasi pengujaran untuk mencapai tujuannya.
7.    Intertekstualitas (intertextuality)
Intertekstualitas berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan pemahaman suatu teks tergantung dari pengetahuan tentang suatu atau beberapa teks lain yang telah di dengar atau dibaca sebelumnya.
Ok!!! dari ketujuh ciri tekstualiatas wacana tersebut sangat mudah dipahami, ada sedikit penjelasan nih tentang acuan dalam wacana yang harus diperhatikan:
1.    Acuan Tekstual
Acuan ini adalah acuan yang terbentuk dari unsur-unsur linguistik dan hadir di dalam teks, baik teks lisan atau teks tertulis. Jadi, antara unsur yang mengacu dan unsur yang diacu terjalin hubungan makna, dalam hal ini keduanya ada di dalam teks. Perlu diingat bahwa asal kata teks adalah bentuk yang berarti jalinan.
Contoh: kemarin, aku mengunjungi teman yang baru menikah. Rumah mereka mungil.
Kata “mereka” yang dicetak miring mengacu pada frasa “teman yang baru menikah” yang juga dicetak miring (dan yang menikah itu tentunya lebih dari satu orang).
2.    Acuan Situasional
Acuan ini terdiri dari unsur-unsur yang mengacu pada situasi ruang, waktu, dan objek yang ada pada saat komunikasi terjadi, dan mendukung pengalihan pesan. Jadi acuannya tidak berada di dalam teks, melainkan pada situasi komunikasi.
Dalam Wacana, ada empat jenis yang harus kita ketahui, seperti berikut ini:
1.    Berdasarkan apakah wacana itu disampaikan dengan media tulis atau media lisan, maka wacana dapat diklasifikasikan atas:
a.    Wacana tulis
b.    Wacana lisan.
2.    Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan, wacana dapat diklasifikasikan atas:
a.    Wacana langsung
b.    Wacana tidak langsung
3.    Berdasarkan cara atau cara menuturkannya, maka wacana dapat diklasifikasikan atas:
a.    Wacana pembeberan
b.    Wacana penuturan.
4.    Berdasarkan bentuknya, wacana dapat pula kita bagi atas:
a.    Wacana prosa
b.    Wacana puisi
c.    Wacana drama.
      Tujuan wacana itu adalah memberikan teks-teks sedemikian rupa agar kita mudah mengatakan sesuatu yang bermanfaatmengenai teks secara individual dan juga kelompok teks dan menghasilkan suatu teori wacana.
Batasan wacana mencakup keempat tujuan penggunaan bahasa yaitu :
a.    Ekspresi diri,
b.    Eksposisi
c.    Sastra
d.    Persuasi
Melalui wacana kita dapat saling :
a.    Menyapa/menegur
b.    Meminta/memohon
c.    Menyertujui/menyepakati
d.    Bertanya/memiinta keterangan
e.    Meyakinkan
f.    Menyuruh/memerintah
g.    Mengkritik/mengomentar
h.    Memaapkan/mengampuni
Adapun unsur-unsur penting dalam wacana sebagai berikut:
1.    Satuan bahasa
2.    Terlengkap dan terbesar/tertinggi
3.    Di atas kalimat/klausa
4.    Teratur/rapi/rasa koherensi
5.    Berkesinambungan/kontinuitas
6.    Rasa kohesi/rasa kepaduan
7.    Lisan dan tulis; serta
8.    Awal dan akhir yang nyata.
Struktur wacana
Bila kita terima bahwa satuan bahasa secara linguistik mempunyai urutan dari yang terkecil sampai terbesar, maka urutan tersebut adalah sebagai berikut :
a)    Fonem;
b)    Morfem;
c)    Kata;
d)    Frase;
e)    Klausa;
f)    Kalimat;
g)    Wacana;
Dari pengalaman membaca narasi, kita dapat merasakan ataupun menjumpai, bahwa :
a)    Seringkali pengarang/penutur mulai dengan beberapa klausa yang merangkumkan seluruh cerita; jadi dia membuat abstrak.
b)    Seringklai terdapat sejumlah klausa, baik pada permulaan ataupun setelah abstrak, jika hanya ada satu, yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala , tempat dan kegiatan sekelilingnmya; jadi di sini diadakan suatu orientasi.
c)    Walaupun tidak selalu, narasi juga seringkali ditutup dengan suatu koda, yang merupakan tanda bahwa certa itu berakhir atau berhenti.

Baca juga : 
Demikian penjelasan tentang Mengenal Lebih Dekat Tentang Tata Wacana  Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat di gunakan sebagai referensi tugas atau lainnya. 
Penulis :Dewi Fatimah

Sekian dan terimakasih semoga karya ini menghibur pembacanya , jangan lupa follow dan jangan pernah bosen untuk selalu berkunjung untuk melihat karya terbaru lainnya hanya di kasastra .^_^



Posting Komentar