Karya: Tasya MA Nurul Hikmah Haurgeulis
Malam semakin
larut,kunang-kunang bercengkeraman udara kian dingin,perkampungan sudah sunyi. Malem ini, aku
begitu sulit tidur, sedangkan ayah sudah terlelap. Aku terbarung di tempat
tidur, aku pandangi sebuah piguran tua. Foto itu sudah sangat buram Difoto
itu, ada gambar sepasang suami istri. Namun, kurang terawat gambar wajah keduanya
sangat buram. Bahkan,benar-benar sulit di kenal.
Aku sangat
menyesal, kenapa ayah tidak merawat foto itu dengan baik. Padahal,itu adalah
kenang-kenangan penting selain foto itu, tidak ada foto ibunya.Sudah 15 tahun
ini,aku sangat ingin melihat wajah sang ibu.namun, terlalu sulit bahkan
mustahil. "Sudahlah,yang
penting tasya sayang ibu,ibu akan tenang di sana, dan ibu akan selalu ada di
hati tasya. Asal tasya jadi anak baik,dan jangan lupa doa kan ibu
disana."nasihat dari ayahnya.
Tasya resah,aku
merasa air matanya akan keluar. Namun,aku tahan sekuat tenaga, aku tidak boleh
nangis apa lagi kalau diketahui orang lain,aku akan sangat malu. Aku membayangkan
wajah ibunya,mungkin wajah itu begitu lembut,tatapan matanya begitu tenang,aku
membayangkan memeluk tubuh ibunya,sehingga bisa dipeluk olehnya.
Air mata menetes
dari mata tasya. Aku tidak boleh sedih,aku tidak boleh nangis,tidak boleh... Aku
menampakan wajah ya kecermin,perlahan aku nangis,agar ayahnya tidak tahu. Lama-lama aku
tertidur Malam ini,aku
bermimpi bertemu dengan ibu,aku berlari kearah ibu,aku memeluk ibu dengan
sangat erat. "Ibu...Kemana
saja??tasya kangen sama ibu.Kenapa ibu jarang menemui tasya".Tasya
merajuk. "Kan ibu sudah
kirim surat,kenapa kamu belum bales?"ibu memeluk tasya.Ibu membelai rambut
putrinya,ibu menatap wajah tasya penuh cinta dan kasih sayank. "Tasya ingin
segera membalas,tapi aku tidak tahu dimana alamat ibu".Tasya menggenggam
erat-erat tangan ibunya. "Nanti kamu
juga tahu,dimana alamat ibu.Kamu cari sendiri ya nak...?".Ibu
tersenyum."ibu berharap kamu patuh sama ayah,Rajin belajar jangan
malas.Ibu akan bahagia kalo kamu jadi anak baik.Tetapi klo kamu nakal... ibu bisa
sakit?".Ibu memegang tangan tasya.
Tasya
tersenyum,aku memanggukan kepala. "Sekarang...
ibu pergi" ia melepaskan tasya. "ibu pulang dulu ya,kita akan bertemu
lagi nanti"." Ibu jangan
pergi dulu... jangan tinggalkan tasya,Buuu!!" Aku berusaha mengejar ibu.
Namun,ibu terbang tinggi ke langit,aku terus menatap kepergian ibu,hingga ibu
hilang disebuah bintang yang bercahaya terang. Pasti rumah ibu disana!. Tasya terbangun
dari tidurnya. Aku melihat seseorang duduk disamping tempat tidur."Kamu lelah
ya?Besok,tidak usah bantu ayah beres-beres rumah,pulang sekolah istirahat
saja". Ayah menyentuhkan tangannya ke kening tasya. " Sepertinya kamu
mau demam. Minum obat,ya?".
Tasya hanya
menganggukan kepala perlahan. Aku memang sangat letih yah?Tapi aku ingin sekali
membantu ayah". Tasya menjawab ke ayah. " Ayah,tau
nak?Tapi kamu harus istirahat,biar cepet sehat".Jawab ayah dengan tenang. akan
turuti".Tasya pun mulai
terdiam,dan ayahnya pergi meninggakan kamar tidurnya tasya. Setelah hari pun
sudah malam banget,tasya pun lalu Tertidur.