Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Drama untuk 5 orang "Definisi"

                                       DEFINISI


    Diluar café yang mewah itu, didalamnya terdapat pemudi yang tengah bercakap di antara 1 tengah meja kotak dan 3 kursi yang berbeda. Gerimispun bernyanyi merdu, namun lama-kelamaan berhenti juga.



Dinda     : “Bagaimana, sesuai dengan rencana?”

Andrisa : “Iya, mungkin. Berdoalah, supaya sekali-kali karya kita tercatat jadi headline.”

Maria     : “Dan, akan diburu kuli tinta.”

Andrisa : “Itulah yang kuharapkan, kita untung be-sar.”

Maria    : “Uh liciknya, lalu sudah menanyakannya?”

Andrisa : “Nihil, sudah berkali-kali. Aku lelah.”

Dinda  : “Bertanggung jawablah sedikit! Disana su-dah ada pilihan terbaik.” (Menggebrak meja)

Andrisa: “Biarkanlah aku menghabiskan kopi pahit ini, ini mahal harganya tahu.”

Maria   : “Benar, lebih mahal daripada karya picisan ini!” (Membanting buku kumal)

Andrisa : “Yang penting kita sudah berjuang, entah apa yang akan terjadi nanti, semoga kalian bisa menjaga kertas itu, jika….

Dinda    : “Jika?”

Andrisa : “Aku mati.”

Maria  : “Hahaha, mungkin itu lebih baik. Oke, mau-kah kau memesankan satu coklat panas untukku?”

    Naas ditengah langkah paraunya, ada seorang berjubah hitam menembakkan peluru padanya. Andrisa pun jatuh ke lantai. Orang –orang pun berporak-poranda menuju Andrisa dan sebagian mengejar jubah hitam.

Dinda    : (Menuju Andrisa)

Maria    : “Apa yang terjadi, ia sudah mati?” (Menuju Andrisa)

Dinda    : “Iya.” (Menangis tersedu)

Maria   : “Apa yang harus kulakukan. Oh… ya sela-matkan buku itu, lalu pergi sebelum ada garis polisi mengitari café ini.”

Maria    : “Maafkan aku Andrisa…”

    Dan Maria pun berlari menuju bagian belakang sebuah gedung tua. Ia bertransaksinya dengan sese-orang menembak Andrisa dan satu kawan lainnya.

Penembak : “Bagaimana, kau berhasil mendapat-kannya?”

Maria     : “Tentu, tapi aku sedikit takut.” (Napas terengah-engah)

Teman Penembak: “Tenanglah, kau akan dapat bayaran yang sangat besar, begitukan?”

Penembak: “Iya, tapi jangan salahkan kami jika kau tertangkap polisi.”

Maria    : “Heh, tidak, tidak bisa, kalian juga harus tertangkap!”

Penembak : “Jangan banyak cakap, kau ingin mati.” (Menodongkan pistol)

Teman Penembak : “Kau buka mulut, keluargamu akan menyusul kawanmu.”

Maria     : “Kau pikir aku takut dengan ancaman-mu.”

Teman Penembak : “Kurang ajar, kau telah menyia-nyiakan kesempatan emas mu.”

Penembak : “Harusnya kau berterima kasih, mau kau ku tembak sekarang?”

Teman Penembak : “Sudah tembak saja dia!”

Maria    : “ Cih… Ayo tembak saja.”

Teman Penembak: “Cukup, cepat beri dia uang.”

Penembak: “Terima ini.”

Maria     : “Sudahlah, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi.”

Teman Penembak: “Yang pasti kau akan dikenang sebagai kawan menulis yang tidak akan pernah bisa didefinisikan.”

    Senang diatas duka, itulah Maria. Padahal kawannya meningal didepan matanya, bahkan akibat dirinya. Semoga kita tidak menjadi sosok seperti Maria.
                                         TAMAT



   Karya: Arifah, Rosma, Dan Kawan-kawan     




Posting Komentar