Seorang Gadis Di Rumah Kosong
.
Konon, di rumah tersebut pernah dihuni oleh seorang gadis pecinta kucing. Ia memelihara lebih dari lima puluh ekor kucing. Belum lagi dengan kucing liar yang datang ke rumahnya. Suatu hari, gadis tersebut terkena penyakit yang sangat aneh dan belum ditemukan penawarnya. Penduduk sekitar pun mengucilkan gadis tersebut karena takut tertular oleh penyakitnya. Kabar si gadis ikut melenyap. Tidak ada satu pun penduduk yang mengetahui tentang keberadaannya. Tidak pernah ada orang yang keluar masuk rumah tersebut. Dan setiap malam hari, beberapa penduduk sering melihat penampakan seorang gadis di perkarangan rumahnya. Semenjak terjadinya kejadian itu, tidak ada penduduk yang berani memasuki rumah tersebut.
Pada awalnya, Silvia tidak begitu tertarik dengan hal ini. Namun, hal yang membuatnya terusik adalah tentang keberadaan kucing-kucing milik gadis tersebut. Semenjak gadis itu menghilang, kucing-kucingnya pun yang berjumlah puluhan itu ikut menghilang juga. Ini yang membuat Silvia tertarik dengan hal ini. Silvia berencana untuk memasuki rumah tersebut pada malam hari untuk memenuhi rasa penasarannya itu.
Malam hari pun tiba, Silvia sudah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkannya nanti. Karena sifatnya yang keras kepala, ia tidak memberitahukan hal ini pada orang tuanya karena ia tahu bahwa orang tuanya pasti akan melarangnya dan mengurung ia di kamar sampai pagi hari. Tanpa basa-basi lagi, ia langsung melompat ke jendela kamarnya dan lari secepat mungkin menjauhi rumah. Setelah berlari cukup jauh, akhirnya ia sampai di rumah itu.
“Wah! Ternyata rumahnya besar juga, ya ?!” gumamnya. Ia sempat teralihkan oleh perkarangan rumah itu. Karena Silvia sering berkeliaran malam, matanya sudah terbiasa melihat dalam gelap dengan jelasnya. Tak lama kemudian, ponselnya berdering,
“Aduh, kok mama nelpon sih ? Bukannya tadi udah tidur ya? “
Silvia sempat bingung untuk menjawab telepon tersebut. Ia tidak tahu apa yang akan ia jawab jika ibunya menanyakan keberadaannya. Karena takut rencananya terbongkar, akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke rumah itu dan memutuskan untuk kembali ke rumah.
Keesokkan harinya, ia memutuskan untuk menuntaskan rencananya. Kali ini ia lebih berhati-hati menjalankan rencananya. Waktu sudah menunjukan jam dua belas tepat. Ini waktunya untuk beraksi.
Setelah sampai di rumah itu, ia langsung memasuki rumah itu dengan melewati pagar. Tanah yang diinjaknya sangat bersih seperti di rumahnya, dedaunan keringnya pun tidak ada. Jika rumah ini sudah lama ditinggalkan, seharusnya banyak debu yang beterbangan. Itulah yang ada dipikirannya. Saat berada di depan pintu, ia mendengar suara benda jatuh dari dalam rumah itu. Seketika ia langsung mendobrak pintu itu. Ia melihat seorang gadis buruk rupa tergeletak di lantai. Ia langsung menghubungi ambulans saat itu juga.
Setengah jam berlalu, dan gadis tersebut sudah sadar. Tanpa ragu, Silvia pun langsung menanyakan apa yang terjadi. Dengan suara yang lemas, gadis itu menceritakan semuanya.
Sebenarnya, gadis itu mengidap penyakit kulit yang langka. Karena penyakitnya ini, penduduk sering mengucilkannya. Ia pun sering bersembunyi karena malu dengan penyakitnya itu. Selama ini ia tidak bisa berobat karena kekurangan biaya. Keluarganya sudah tiada dan ia tidak mempunyai kerabat satu pun. Ia selalu mencoba untuk menampakkan dirinya. Karena ia merasa malu jika menampakkan dirinya pada siang hari, akhirnya ia memutuskan untuk menampakkan diri pada malam hari. Ia selalu mencoba berinteraksi dengan orang-orang tapi setiap orang yang melihatnya selalu lari terbirit-birit ketakutan. Oleh sebab itu, ia selalu mengurung diri bersama dengan kucing-kucing miliknya.
Karena merasa kasihan dengan gadis tersebut, Silvia segera memberitahukan kepada para penduduk tentang kesalahpahaman ini. Karena jika kesalahpahaman ini terus berlanjut, tidak akan pernah ada yang membantu gadis itu.
Setelah mendengarkan penjelasan Silvia, akhirnya penduduk menyadari kesalahannya dan segera membantu gadis tersebut menjalani pengobatan. Setelah kejadian itu, penduduk pun tidak merasa takut dengan rumah itu lagi. Suasana pun menjadi kembali ceria. Silvia pun merasa senang dan bangga atas keberaniannya tersebut.
Karya : Silvia
baca kisahnya hanya di :Cerita Tentang Seorang Gadis Di Rumah Kosong
baca juga : Cerita Tentang Teman Tersembunyi Yang Selallu Mendukung
ayo baca juga cerita menarik lainnya di label koleksi cepen kasastra
Bagaimana menurut kamu tentang cerita pendek/cerpen karya teman kita ini, berikan komentar mu yah teman teman :)
ayo ikuti blog saya dengan mengklik tombol ikuti pada page beranda dan jangan lewat kan kisah kisa menarik lainnya .