Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link
Kami bantu mempermudah pinjaman Anda, mau pinjam dimana?
Aku Laku Kredit Pintar Indodana Uang Cepat Kredivo APPLE Dana Pintar Pinjamanqu

Novel Origami Love Episode 1 (Roda Kehidupan)

Gambar Sweet Escape WB
Karya : Dewi Fatimah

Novel Origami Love Episode 1 

Roda Kehidupan

Aku gadis konglomerat ya dikutuk Ibuku. Masa hidupku boros tanpa kenal ampun. Semua uang yang ada di rekening aku habiskan. Saat itu juga ibuku mengetahuinya, ada pihak bank yang datang untuk menagih hutang yang sudah jatuh tempo. Jumlah yang ku hutang sangat fantastis, setara dengan pejabat yang korupsi.

Peristiwa itu membuatku di usir dari rumah, fasilitas yang diberikan di sitanya. Seketika mebuatnya marah, berteriak "keluar dan pergi kau anak gila!". Ku langsung pergi untuk berkemas.

Kenangan cukup pahit karena kecerobohan, kebodohan. Di kosn yang sempit sekarang ku tinggal dengan kondisi sangat memprihatinkan.

"Prang" suara benda terjatuh dari luar membangunkan dari lamunan. "argh....mam maafkan aku" teriakku. Baru sebulan meninggalkan istana ku udah kurus kerempeng, baju kucel selain itu juga hobi jadi suka makan makanan yang instan.

Rasa sakit perut yang terus datang secara tiba-tiba terus muncul seenaknya tanpa permisi. "Krubuk..krubuk...krubuk" bunyi perutku
"ah sial, perutku lapar". Kroscek semua kantong di baju, yang di temukan hanya uang pecahan Rp 2000.

Terasa sangat lemas sekali saat berjalan keluar dari kosn, pakaian lusuh ku pun tak peduli. Di depan terlihat rumah makan langgananku. Baru di depan pintunya saja ku di usir dari pemiliknya. "ah sudah sana pergi! Hutang aja belum di bayar masih mau ngutang lagi, makanya jangan ngehayal jadi anak  konglomerat!"

Langsung berbalik arah berjalan menunduk menangis. "Dew....Dewi". Rasanya ada seorang yang memanggil, suaranya pun tak asing lagi. Perlahan ku menoleh ke belakang. Benar saja, dia anak teman mamaku. Dia tetap seperti dulu, tampan penampilan yang keren selalu melekat pada dirinya.
"Iki"
"ngapain kamu disini?"
"Oh anu.....aku....lapar tapi uang tak cukup" sambil cengengesan lah, memgharapkan traktiran darinya.
"Ok! Kali ini aku akan mentraktirmu"
"Baiklah"

Sebenarnya mau menolak, cuma ku sudah terlanjur kepalang lapar dan tak punya uang yang cukup. Sudah lama banget gak pernah makan di cafe. Untungnya Rizki yang baik hati mengajakku makan di cafe dulu yang sering di buat nongkrong.
"Mau pesan apa?"
"Ehmmmm semuanya"
"Yakin nih? Serius bakal mau habisin semua, kalau gitu sih gak papa"
"Ya kali, mau ku makan semua, gak lah ki"
"Ya udah mau pesan apa? Buruan tuh mbanya udah nungguin".
"Aku mau ikan bakar, ayam teriyaki, cumi nya, steak dan capcai ehhhmmm terakhir minumnya cukup air putih saja".

Semua pesanan di tulis langsung dengan waiters, secepatnya langsung di order. Cafe ini tak ada perubahan sama sekali, sama kayak dulu. Tak lama kemudian makanan datang. Tanpa basa basi semua makanan ku habiskan tanpa ada sisanya. Namun, ku sempat tersedak ketika rizki menanyakan hal yang menyinggung perasaan.
"Kenapa kamu gak balik ke rumah saja?"
"Ehmm....sudah lupakan saja, aku hanya akan menyusahkan orangtua"
"Kamu yakin dengan keputusan ini?"
"100% yakin"
"Rupanya lebih suka tinggal di kosn yang sempit dan jorok"
"Apaan sih, ya gak lah dimana-mana tuh orang gak bakal betah, ini karena sebuah pilihan"
"Ok ok baiklah, gitu ja kok sewot"
"Eh..eh bentar deh, kok kamu bisa tau sih?"
"Ya jelas Taulah, ku kan selalu memperhatikan mu, cuma kamu aja yang gak peka".
"Ku gak pernah liat kamu, bagaimana bisa?" Tanyaku karena rasa penasaran.
"Itulah hebatnya aku, cocok kan menjadi seorang detektif?"
"Ok cocok banget"

Pasti kalau ngobrol dengannya tak akan habis topik pembahasannya, Rizki sedikit iba dengan kondisi ku sekarang yang udah sangat memprihatinkan sehingga terketuk pintu hatinya untuk menawarkan Apartemen yang dia tempati.
"Dew, mau gak kamu tinggal di Apartemen?"
" Wah...serius gak nih? Jangan ngerjain ku dong"
"Ya serius lah, daripada kamu tinggal di tempat itu"
"Mau banget"
Tawaran yang sungguh menggiurkan, tak ada salahnya untuk di terima. Iki benar pahlawan ku pada waktunya. Ada sesuatu yang terlintas di pikiranku.
"Eh, kalau ku tinggal di Apartemen kamu tidur dimana?"
"Tinggal sama bokap"
"Soalnya kan gak mungkin kita tinggal bersama"
"Wah kamu tuh ya bener-bener otak mesum, udah mikir negatif, ku juga gak tertarik sama kamu"
"Idihhh....jangan bilang kalau kamu itu homo?"
"Ya elah nih anak, kebanyakan makan micin kali ya?"

Gak terasa angin malam sudah masuk di dalam ruangan, kami memutuskan untuk pergi sekaligus mengemas barang-barang yang di kosn. Hanya beberapa tersisa, barang koleksi ku habis terjual untuk bertahan hidup selama sebulan. Cukup dalam 10 menit semua beres.
Bersambung

Posting Komentar