Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Puisi Perpisahan Sekolah Untuk Guru, Murid dan Orangtua


Pastinya di moment perpisahan untuk kelulusan kita ingin sekali mengungkapkan perasaan melewati rangkaian kata yang indah dan menyentuh hati atau perasaan. Salah satunya dengan cara membaca puisi, puisi tanpa musik rasanya agak kurang lengkap. Nah untuk itu di sini akan memberikan puisi perpisahan sekolah untuk guru, murid dan orangtua yang pastinya sangat menyentuh hati banget.



Sebelumnya puisi ini sudah dibacakan oleh murid-muridku lho, hasilnya juga sangat menyentuh banyak yang menangis dan tersentuh mendengarkan puisi ini. Puisi perpisahan ini sangat cocok untuk dijadikan musikalisasi puisi atau drama, bisa digunakan untu satu babak adegan drama. karena puisi ini berkaitan dengan perpisahan sekolah yang dimana isinya untuk guru, murid dan orangtua. Lengkap bukan? nah, langsung saja kumpulan puisi perpisahan sekolah.

Guruku
Mentari telah memancarkan sinarnya
Tetapi aku masih duduk termenung dalam lamunan
Sadarlah ku, ketika cahaya masuk di sela-sela jariku
Teringat lah dengan sosok yang ada di sana
Menunggu dengan sepenuh jiwa
Cahaya itu mulai menuntunku untuk mendekatinya
Namun, ada satu hal yang terus menghalangiku
Kekosongan dan kegelapan
Karena cahaya itu begitu terang
Akhirnya aku dapat menemuinya
Tersenyumlah kepadaku
Hingga aku dapat melewati kekosongan dan kegelapan
Tapi, ketika aku mulai tak melihat kegelapan
Dia pergi kemana?
Kadang ada
Kadang tidak ada
Atau karena tidak bisa mengejar sang waktu??
Cahaya itu semakin meredup
Bersama sosoknya yang mulai menghilang
Aku pun paham
Bagaimana pun juga cahaya dan sosok itu sangat berharga
Setelah aku paham
Ternyata cahaya itu adalah ilmu
Dan sosok itu adalah guru
Keduanya tak akan pernah sirna hingga aku di terpa usia
Sesingkat itukah guru?
Ilmu yang bisa ku dapatkan darimu?
Aku selalu mengingat
Guru pahlawan yang tidak mengharapkan apapun
Kertas yang dulunya putih
Kini sudah tergores tinta hitam
Di saat ku menutup kedua telingaku
Guru tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik ku
Hatinya yang terluka olehku bahkan menangis, tatapi guru tak pernah membenciku
Darimu ku dapat memahami segala hal
Tentang mana yang putih dan hitam
Tentang mencari garis kehidupan
Tentang kata yang tak bisa ku baca
Kini menjadi kalimat yang indah dan bermakna
Dengan begitu hidupku menjadi lebih berarti
Hanya satu kalimat yang bisa ku ucapkan sepenuh hati
Terimakasih, untuk semua jasa-jasa mu
Maafkan aku telah membuat mu kecewa
Jasamu akan terukir indah di sepanjang hidup ku
Terimakasih guruku, engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasaku




MURIDKU
Ketika fajar mengetuk pintu hari
Muliakan langkah berani
Membawa watikah amanah dan janji
Muridku dan kedua malaikat yang mendampingimu
Tahukah kau??
Aku seharian di minta menjadi seorang aktor
Teman, penemu barang hilang, psikologi, pengganti orangtua, penasihat, hakim, pengarah, motivator, dan pembimbing rohani
Meski tersedia peta, grafik, formula, kata kerja, cerita dan buku
Aku sebenarnya tidak punya apa-apa untuk diajarkan
Karena murid-murid ku sebenarnya hanya mempunyai diri mereka untuk belajar
Muridku
Tahukah kau??
Bahwa setiap waktu
Betapa lebatnya dedaunan ilmu
Secepat musim berlalu
Tetapi,
Mana mampu meneduhkan hidupmu
Jika usahamu kian pantas di hambat jemu
Muridku
Dikala aku mulai membara
Tapi kau padamkan dengan air kecewa
Dengan tutur kata, perilaku dan keegoisanmu
Di saat aku menasehatimu
Kau sangka ku marah
Di saat aku menghukummu
Kau anggap ku tidak berprikemanusiaan
Jika aku memukulmu
Aku dianggap melakukan tindakan kekerasan
Padahal ku mendidikmu demi kebaikan dan perbaikan moral
Malah di tuduh telah melanggar HAM
Padahal, aku ikut berperan penting memajukan bangsa
Tanpa aku tidak ada yang namanya dokter, polisi, profesor, pilot bahkan presiden
Muridku
Cobalah helakan nafas kentalnya
Pada ayah dan ibumu
Bahwa gunung harapan bisa kau daki
Puncak menara bisa kau jejaki
Dan yakinlah bahwa kesuksesanmu adalah kebanggaan ku
Dan orangtuamu

ANAKKU
Hari dimana ketika ibu telah menjadi sebuah nama
Jangan letakkan ibu di dalam raunganmu
Namun, letakkan ibu dalam lidahku
Agar kau bisa menjumpai ibu lewat doa terbaikmu
Anakku
Jadikan hatimu taman berlimpah parfum dan bunga tutur
Bahasanya tak membawa luka dan jadikan kecewa
Hawa rindu kepadamu akan mengenang
Dan mengalir bersama tekad kasih sayangku
Aku tak pernah peduli panas terik
Sebab ingin mengungkap dan mengajarkan kesabaran karena cerita tentang kita
Anakku
Di setiap tarikan nafasmu
Ada darahku, disetiap degupab jantungmu
Meskipun kau sering berteriak kata kasar yang tak pantas untuk ku dengar
Dasar cerewet
Kuno, kolot
Tapi, aku tidak memendam perasaan dendam
Tidak
Tidak sama sekali
Aku tulus memaafkan kekhilafan mu
Ku tetap menyayangimu disetiap hembusan nafasku
Anakku, bisakah kau lihat
Inci demi inci
Badan yang dulu tegap, kekar kini mulai membungkuk
Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih
Kulitku yang kencang kini mulai keriput
Aku menaruh secercah harapan padamu
Jadilah kau batu karang yang kokoh
Biarkan debur ombak menghantarmu
Kau jadi Perkasa karenanya
Anakku
Ingat dua hal pesan Ibu
Cintailah perintah sang pencipta
Dan istighfarlah
Karena, hidup takkan berjalan mulus dan lurus
Anakku
Untukmu semoga selalu bahagia
Jagalah Ayahmu
Jagalah saudaramu
Dan jagalah akhlak mulia
Ibu akan tersenyum dari sini

 Karya: Dewi

Nah, itu dia puisinya yang paling cocok untuk di bacakan pada acara perpisahan. Menyentuh sekali, dan menggambarkan tentang keadaan yang pada kenyataannya. Semoga puisi perpisahan untuk kelulusan bisa dibawakan dengan sangat sempurna dan pesannya tersampaikan. 








Posting Komentar