Karya: Iqbal SMK PUI Huargeulis
Bulu lebat dengan hidung pesek dan ekor yang sedang
mengibas-ngibaskan ke arahku itu namanya Kelly. Dia adalah kucing kesayanganku.
Kelly adalah nama yang diberikan oleh ibuku. Aku suka sekali dengan kucing, dia
selalu menemani hariku. Disaat santai menonton tv, sedang belajar, juga sedang
bermain di halaman.
Kami selalu bersama jika aku sedang di rumah. Dia kucing
yang manja, tapi sebetulnya dia adalah kucing yang berani. Jenis kelaminya
jantan, gak mungkin kalo dia penakut? ya mungkin dia tidak pernah keluar, cuman
dia pemberani dan aku yakin itu.
Sampai suatu hari kami tinggal pergi ke luar kota. Aku sedih
karena tidak bisa mengajaknya. Dia akan menyusahkan bila diajak pergi. Aku
hanya memberikannya makanan yang cukup untuk beberpa hari pada wadah
makanannya. Sebelum berangkat, aku peluk diasambil berkata. “Kelly.., kamu tak apa-apa kan? Bila ditinggal di rumah, aku
sama mama dan papa mau pergi beberapa hari, kamu jaga ruamah aja yaa.”
Kelly pun hanya bisa mengeong kecil. Keesokan harinya aku
beserta mama-papaku sudah siap untuk pergi dengan beberapa tas besar di depan
rumah. Papa mengeluarkan mobil dari garasi. Sebelum kami naik, Kelly pun datang
menghampiriku sambil mengeong-ngeong. Kami sengaja memberi pintu khusus agar
bisa dibuat keluar-masuknya peliharaan kami. Dan dia tidak ingin kami pergi
begitu saja meninggalkan dia. Tapi apa boleh buat kami harus pergi.
Aku pun menaruhnya setelah memeluk tubuhnya yang lembut
beberapa saat, lalu kami masuk mobil dan pergi. Ku lihat dari kaca belakang
mobil, Kelly mengejar mobil kami, aku pun sedikit sedih karena telah
meninggalkannya.nLalu aku masih melihatnya dari dalam mobil, setelah berjarak
sedikit jauh, Kelly terhenti dan memandangi mobil kami yang melaju.
Dalam perjalanan aku pun cemas, apa jadinya kalau kucing
manja tersebut kami tinggal. Apa dia akan baik-baik saja? Aku harap sih begitu,
semoga dia baik-baik saja. Tiga hari telah lewat, kami akhirnya pulang ke rumah.
Tak sabar melihat kucingku, segera bergegas masuk ke dalam rumah. Sesaat aku
tidak mendapatinya, aku cari dikamar dia tidak ada, aku cari di rumah kecilnya
juga tidak ada, sampai ketika aku mencarinya di dapur. Aku tidak menyangkanya,
ada bercak darah di sana.
Dan sebentar saja aku melihat kucingku berbaring dekat pintu
dapur. Dia tak sadarkan diri. Aku segera membangunkannya, tapi tubuh kucing
tersebut sangat berat, lebih berat 10x dari biasanya. Tubuhnya juga sudah
dingin dan kaku. Ayahku datang dan menghampirinya, ternyata kucingku telah
mati. Aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa dengan kucingku, ada apa dengan dia.
Seharunya dia baik-baik saja, kan dia adalah kucing yang pemberani.
Ayahku mencari tahu kenapa Kelly bisa terbunuh. Dia
menelusuri dapur, ruang tamu, tidak ada apa-apa di sana. Sampai ketika dia
melihat ke arah taman dan didapatinya ada seekor ular ukuran sedang berbaring
tewas di sana. Tubuhnya penuh dengan luka cakaran dan gigitan.
Kejadian ini membuat ku mengetahui segala keberanian Kelly
yang telah berani melawan ular pengganggu demi melindungi rumah kami. Kelly
yang malang.