Karya: Suhendi Saputra MA Nurul Hikmah Haurgeulis
Nama ku
Suhendi saputra, tetapi biasa dipanggil suhendi. Aku adalah seorang Pramuka.
Aku mulai mengikuti pramuka dari kelas X MA. Awalnya memang hanya ikut-ikutan
saja untuk ikut pramuka, tetapi lama kelamaan aku menjadi cinta dengan pramuka.
Jujur saja, awalnya aku adalah anak yang manja dan pemalu, tetapi setelah aku
ikut pramuka aku menjadi mandiri dan pemberani.
Pertama
kali aku ikut pramuka dan pertama kali itu juga aku menjadi pinru. Sewaktu itu
aku masih sangat baru mengikuti pramuka, belum genap satu bulan menjadi anggota
pramuka di sekolahku tetapi aku sudah diutus untuk mengikuti perlombaan pramuka
dan menjadi pinru. Awalnya aku tidak yakin aku bisa menjadi pinru, karna dulu
aku sangat pemalu sekali, untuk berbicara di depan kelas saja aku tidak berani,
bagaimana menjadi seorang pemimpin regu.
Tetapi kakak pelatih dan teman-temanku meyakinkan ku bahwa
aku pasti bisa untuk menjadi pinru. Akhirnya akupun menjadi optimis dan sedikit
manjadi percaya diri.
Semenjak
dari itu aku terus dipercaya untuk menjadi pinru, sampai-sampai aku menjadi
pinru pasukan regu inti di gudep sekolahku. Aku pun bertekad untuk menjadikan
regu ku menjadi regu yang terbaik diantara yang terbaik. Awal pertama aku lomba
dengan membawa nama regu inti sekolahku, regu ku berhasil membawa pulang piala
ke sekolahku. Walau pun hanya mendapat juara harapan saja tetapi itu merupakan
awal yang baik kata pelati dan Pembina ku.
Setelah
keberhasilan itu, aku dan regu ku pun tak lantas puas dengan begitu saja, kami
terus berusaha dengan sepenuh hati untuk menjadi yang lebih baik lagi. Setelah
mengikuti lomba itu, aku banyak belajar untuk memperbaiki kekurangan ku.
Waktu pun
terus berjalan. Seiring dengan itu solideritas dan kebersamaan di regu ku pun
semakin kuat. Sampai pada saat salah satu anggota ku tidak lagi mendapat izin
untuk pramuka oleh orang tuanya. Sungguh itu merupakan salah satu tantangan
bagi regu kami. Akhirnya aku beserta temen-temanku yang lainnya membantu teman
ku tersebut untuk kembali mendapatkan izin dari orangtuanya. Kami terus
berusaha agar temanku itu bisa kembali pramuka seperti dulu lagi. Berbagai cara
telah kami lakukan untuknya, tetapi tetap saja tidak berhasil juga. Dan pada
akhirnya temanku itu memutuskan untuk menuruti orangtuanya saja. Ya baiklah
kataku.
Setelah beberapa minggu dan beberapa kali
event aku kekurangan anggota, akhirnya akupun menemukan penggantinya. Ya memang
dia belum bisa apa-apa. Tetapi aku dan teman-temanku yang lainnya membantu
untuk mengajarinya segala macam materi yang ada di pramuka, dan tak sampai
sebulan ia mampu menguasai setengan dari semua materi yang aku berikan.
Pada
saatnya pelatih ku memberi kabar bahwa regu ku akan diturunkan untuk mengikuti
sebuah perlombaan yang tidak main-main. Selain lawannya yang kami tidak
ketahui, daerah lombanya pun lumayan jauh, di daerang tangerang katanya. Sontak
itu tidak membuat gentar semangat regu ku untuk mengikuti lomba tersebut,
justru itu membuat reguku menjadi sangat semangat dan tertantang untuk
mengikuti lomba tersebut.
Setiap hari setelah pulang sekolah kami berlatih agar dapat
benar-benar menguasai semua materi yang akan di perlombakan nanti.
Tiba
saatnya perlombaan itu dilaksanakan. Aku dan reguku telah bertekad yakin untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, agar semua usaha yang telah kami lakukan tidak
sia-sia. Dan pada saatnya pengumuman hasil perlombaan. Amat sangat
tidak disangka, reguku mendapat banyak piala dari juara umum materi per pos dan
Juara ke-2, mengalahkan kurang lebih 50 regu yang mengikuti lomba tersebut. Itu
merupakan prestasi terbaik yang pernah reguku dapat selama ini.
Waktu
kembali berlalu, masalah demi masalah, tantangan demi tantangan, terus menerus
menghampiriku dan reguku. Semakin lama aku merasa peminat untuk pramuka semakin
sedikit sekali, sedih rasanya. Entah apa tanggapan mereka tentang pramuka sehingga
mungkin menganggap pramuka itu membosankan, padahal sebenarnya tidak seperti
yang mereka pikirkan.
Pelatihku
kembali memberi kabar kepadaku jika akan ada lomba besar yang diadakan di salah
satu kecamatan ternama di Haurgeulis. Bagi ku itu merupakan salah satu event
yang sangat ku nantikan, disitulah aku akan menuji seberapa besar kelayakanku
menjadi seorang angota selama ini. Aku pun menuruti semua perintah pinru ku.
Mulai dari
hari itu aku dan reguku berlatih keras untuk menjadi yang terbaik diantara
semua yang terbaik. Setiap hari kami sempatkan untuk berlatih. Seminggu
sebelum event itu dilaksanakan, pelatihku memerintahkan ku untuk mencari
anggota regu putra untuk mengikuti event tersebut. Ya dengan segala kemampuan
ku dan regu ku membujuk rayu anak-anak pramuka umum untuk menjadi pasukan inti
yang akan turun di lomba tersebut, akhirnya berhasil juga.
Seperti
biasanya, sehari sebelum lomba dilaksanakan, diadakan gladi terlebih dahulu agar
meyakinkan dan memantapkan materi-materi yang telah dipelajari. Pada saat itu
aku mendapat nilai tertinggi hamper di semua materi terkecuali semaphore dan
sandi, karna aku tidak begitu menguasai materi tersebut. Dan setelah selesai
gladi akupun pulang kerumah untuk menyiapkan perlengkapan untuk esok.
Tak sampai esok pagi, malam harinya sebelum lomba tersebut
dilaksanakan, tiba-tiba ada kabar yang samapi ke orang tuaku jika pada saat aku
pramuka tadi siang aku dipukul oleh pelatihku. Seketika aku pun kaget dan
menampik hal itu bahwa yang dikatakan oleh orang itu tidaklah benar. Tetapi
orang tuaku lebih mempercayai orang itu dari pada aku, ya apa daya aku telah
mencegah orang tuaku untuk mengadu kepada pelatihku tetapi tetap saja tidak
berhasil.
Dan pada saat itu juga orang tuaku melarangku untuk mengikuti pramuka
lagi, dan hancurlah harapanku yang telah lama aku idam-idamkan untuk esok hari.
Di malam itu aku hanya bisa merenung dan menangis, mengapa ada orang yang tega
untuk menghancurkan cita-cita ku itu.
Semenjak kejadian tersebut orangtuaku benar-benar melarangku
untuk pramuka, sedih rasanya hatiku saat aku tidak boleh pramuka lagi. Tapi
karna kecintaanku terhadap pramuka, aku tetap mengikuti pramuka tanpa
sepengetahuan orangtuaku. Sampai saat ini aku tetap mengikuti pramuka secara
Backstreet dari orangtua ku.