Karya : Teguh Firmansyah
Persahabatan diawali dengan sebuah pertemuan, dan harus
diakhiri de:ngan sebuah perpisahan. Inilah yang dirasakan oleh andi dan indra,
sejak pertemuan mereka di sekolah tempat mereka mencari ilmu. Keakraban mereka
bisa diibaratkan seperti pepatah “dimana ada gula di situ ada semut”. Dimana
ada chika di situ ada indra, dan begitupun sebaliknya.
Kekurangan andi, adalah kekurangan indra juga. Saling
menerima, saling mengerti, saling melengkapi dan setia kawan adalah prinsip
dari persahabatan andi dan indra. Mereka kelihatan sangat kompak. Ke manapun
mereka pergi, mereka selalu saja bersama. Semua aktifitas pun mereka lakukan
bersama. Saking akrabnya, mereka sampai lupa dan tidak peduli degan teman-teman
lainya di sekolah mereka. Suka-duka, canda dan tawa mereka lalui bersama.
Mereka merasa dunia ini seakan milik mereka berdua.
Waktu terus bergulir, tak terasa kini mereka berada di
bangku Ma nurul hikmah kelas 10 Mia, yang sebentar lagi mereka harus berpisah.
Cepat atau lambat perpisahan akan mereka alami. Awalnya andi dan indra sepakat
untuk ketika tamat smp nanti, mereka akan melanjutkan kuliah dan harus satu
jurusan. Tapi kenyataan berkata lain, andi harus berpisah dengan indra.
Orangtuanya indra sudah mempersiapkan indra untuk melanjutkan pendidikannya di
sekolah yang berbeda dengan andi. Indra sangat sedih, ketika mendengar kabar
dari orangtuanya.
Hati kecilnya berkata, “kenapa kebersamaan kami harus berakir
disini? aku tidak mau berpisah dengan chika” katanya. “akankah kebersamaan kami
berakir disini?. Ya tuhan… aku tak sanggup menjalani hidup ini sendiri.
mudah-mudahan bapak dan ibu berubah pikiran dan membatalkan pikiran mereka
untuk memisahkan aku dan andi. Aku rindu anbdi, aku kangen andi apabila kami
sudah tidak bersama lagi. Kayanya, aku harus membujuk andi agar dia ikut
bersama aku. Tapi, bagimana dengan orangtuanya andi? Aku akan coba bicara
dengan andi”.
Segala usaha sudah kulakukan, tapi semuanya sia-sia.
Orangtuanya andi tidak menyetujui hal ini.
Sekarang aku pasrah untuk menerima kenyataan ini. Jika memang
tuhan berkehendak maka kami tidak akan dipisahkan tapi jika tidak maka walaupun
berat, aku harus bisa menerima kenyataan ini. Demi masa depan, kami berdua
harus berpisah. Tetapi aku yakin suatu saat nanti kami akan berjumpa kembali.
Walaupun raga kami terpisah tapi hati kami akan selalu satu di dalam doa.